Ads 468x60px

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Rabu, 14 November 2012

Cerpen - Misteri Di Lomba Menari


Besok malam adalah lomba menari antar sekolah. Kina dan Gilfa pergi ke ruang kepala sekolah untuk melihat lagu dan tarian apa yang akan dilakukan oleh peserta lain, dan menukar isi CD-nya. Seperti tahun tahun sebelumnya, itu juga yang mereka perbuat.
"Kalian..?" Monic terdiam. Ia memergoki Kina dan Gilfa.
"Kamu jangan bilang sama Bapak Kepala Sekolah, ya! Ini, kan, supaya sekolah kita menang!" ucap Gilfa. Kina mengangguk-angguk. Mau tak mau, Monic pergi dengan hati tak tenang.
"Huh...kenapa aku harus sekelompok dengan mereka? Anak-anak curang?" gerutu Monic. Monic memang salah satu dari kelompok menari SDN Haru Wangi bersama Kina dan Gilfa.
***
Besok malamnya, para peserta sedang berganti baju. Muncullah niatan usil dari Kina dan Gilfa.
"Fa, ayo kita sembunyikan sepatunya!" bisik Kina. Kina dan Gilfa asyik menyembunyikan sepatu kelompok lain. Lagi-lagi Monic memergoki mereka.
"Eh, Mon! Ayo, bantu kami, sembunyikan sepatunya!" seru Gilfa.
"Eh...Aku mau ke toilet!" jawab Monic sambil memegang perutnya dan berjalan ke toilet. Kina dan Gilfa masih asyik menyembunyikan sepatu.
"Hey, kalian! Berani sekali menyembunyikan sepatu kelompok lain! Itu curang!" terdengan suara seperti Monic mengejutkan Kina dan Gilfa.
"Memangnya kenapa? Ini kan, juga buat kelompok kita!" bentak Kina.
"Iya! Sudah, kamu diam saja!" Gilfa ikut ikutan membentak Monic.
"Kalian mau aku adukan ke Pak Guru?" Monic balik membentak. Monic langsung berlari ke ruang panitia. Tak sampai semenit, Pak Guru sudah berada di hadapan Kina dan Gilfa.
"Kalian menyembunyikan sepatu kelompok lain?" tanya Pak Guru.
"I..i..iya, Pak," jawab Kina dan Gilfa.
"Lalu, kalian juga yang menukar CD di kantor kepala sekolah kemarin?" tanya Pak Guru Lagi. Kali ini, Kina dan Gilfa hanya mengangguk-angguk.
"Sudah, sekarang kalian tampil duluan saja, dari pada tampil terakhir, makin banyak saja nanti keusilan yang kalian lakukan! Biar Bapak yang membereskan ini," ucap Pak Guru.
Kina dan Gilfa segera menuju ke atas panggung. Monic sudah menununggu di atas panggung.
Selesai tampil,Kina dan Gilfa bermaksud minta maaf kepada Monic.
"Aduh Mon, maaf ya karena kita udah curang!" seru Gilfa. Ketika melihat Monic keluar dari ruang kesehatan.
"Loh.. Harusnya aku yang minta maaf sama kalian.. Kan aku tadi sakit perut, enggak merepotkan, kan? Untung kita tampil terakhir," muka Monic terihat agak pucat.
"Tapi tadi, kan... Pak Guru menyuruh kita tampil duluan... Gara-gara kamu mengadukan kita," ucap Kina sambil menatap mata Monic.
"Hah? Mengadu?" Monic ikut kebingungan.
"Orang aku dari tadi di toilet, sakit perut. Ini, baru minta obat sakit perut, ngadu gimana?" lanjut Monic. Kina dan Gilfa berpandang bingung.
"Eh.. Kalian kemana saja? Kata juri, walau kalian tidak mendapat juara, tetapi penampilan kalian sangat bersemangat, apalagi Monic!'' seru Pak Guru.
"Tapi, Pak! Saya belum..." belum selesai Monic berbicara, Pak Guru sudah masuk ke ruang panitia.
Monic, Kina, dan Gilfa saling berpandangan bingung. Siapa yang mengadukan dan pentas bersama Kina dan Gilfa? Namun, sejak itu, Kina dan Gilfa tidak pernah berbuat curang lagi.

0 komentar:

Posting Komentar