Ads 468x60px

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Selasa, 20 November 2012

Cerpen - Kasih Ibu


"Buk!" terdengar suara benda jatuh. Aku pun segera memungutnya. Dan ternyata, itu adalah buku diary -ku waktu SD. Aku segera membuka lembar demi lembar dan kubaca huruf demi huruf isinya begini:
Dear : Lizy
Sepertinya, hari ini adalah hari sialku sepanjang hidup! Kau tau tidak? Sehabis pulang sekolah tadi, ibu menyuruhku membeli telur di warung Pak Abdul yang galaknya minta ampun. Langsung saja aku menolaknya, dan segera masuk ke kamarku. Tapi, gara-gara aku tidak mau beli telur tadi, aku jadi makan seadanya malam ini..... Huh! aku sungguh sebal pada ibu. Semenjak ayah tak ada, ibu jadi jahat padaku.
Sudah, ya, Lizy... Aku mau tidur. Bye ! ^_^
Kubuka lembar berikutnya.
Dear : Lizy
Kali ini aku terpaksa harus melakukan semuanya sendiri... karena ibu pergi ke rumah nenek untuk menjenguk bibi yang sedang sakit. Sebenarnya aku merajuk pada ibu agar aku diikutsertakan. Tapi, ibu beralasan agar aku bisa hidup mandiri, karena besok sekolah, dan lain-lain... hufffftt dan akhirnya aku pasrah...
Seperti malam ini, masa aku makan makanan dari tetangga? Tapi, tak apalah yang penting aku bisa makan walau kupaksa.. :(
Bye Lizy... aku mau tidur.. ^_^
Rasa penasaranku semakin memuncak, segera kubuka lembar berikutnya.
Dear: Lizy
Yeay! Ibu pulang... aku jadi bisa tenang karena aku tak perlu melakukan ini itu sendiri, makan makanan dari tetangga, dan lain-lain.
Tapi, kalau ibu pulang ada tak enaknya juga, aku harus selalu belajar, belajar, dan belajar. Aku tau bahwa sebenarnya maksud ibu itu sayang, tapi, aku sangat tidak suka dengan ocehan-ocehan yang keluar dari mulutnya saat aku tidak mematuhinya yang inilah itulah, ah! pokoknya semenjak tak ada ayah, ibu semakin jahat padaku... :(
dah Lizy.... ^_^
Lembar per lembar telah kubaca... hingga sampai pada lembar kedua paling belakang, isinya:
Dear : Lizy
Hari ini terpaksa aku harus berhenti sekolah karena ibu sakit, entah apa penyakit yang dideritanya tapi, kata dokter sih penyakit lupus, aku juga tidak tau apa itu dan itu yang membuat aku semakin benci pada ibu gara-gara penyakit ibu aku jadi tidak bisa sekolah lagi! Ugh! Aku benci pada ibu....Aku benar-benar sangat menyesal karena aku punya ibu yang membuatku putus sekolah.
Bye Lizy..... bad day ! :(
Dan lembar terakhir.....
Dear: Lizy
Aku tak dapat menyangka ini... Ibu pergi sungguh cepat
Dan anehnya aku tidak menitikkan air mata sedikit pun! Aku juga bingung pada mataku ini yang tak bisa menangis. Padahal sosok yang terbujur kaku, lemah tak bernyawa itu adalah ibu, yang melahirkan dan memberiku kasih sayang... Dan... ibu meninggal di saat hari ulang tahunku yang ke-12 yaitu 22 Desember yang juga bertepatan dengan hari ibu...
Dan hari ini kita berpisah Lizy....
Kau adalah diary yang diberikan oleh ayah, saat hari ulang tahunku... jadi aku tidak akan melupakanmu Lizy...
Tak terasa air mata mengalir di pipiku, dan jatuh di kertas yang sudah tak berwarna itu... aku pun merenung... seharusnya..aku tau bahwa sebenarnya ibu itu sangat sayang padaku....dan pada saat aku membalikkan buku itu tampak sebuah amplop kecil isinya:
Liza sayang, maafkan ibu yang sudah membuat kamu sengsara, tapi sungguh tak ada sedikit pun perasaan ibu untuk membuatmu sengsara, dan maafkan ibu karena telah membuat kamu putus sekolah sayang.... sebenarnya ibu tak mau kau putus sekolah... Karena ibu ingin kamu menjadi lebih baik dan tidak seperti ibumu ini yang hanya bisa berjualan kue..dan tidak dapat memenuhi keinginanmu.... Tapi, takdir berkata lain, kamu harus putus sekolah karena penyakit ibu.....Sungguh ibu minta maaf... Ibu tidak bisa menghadiri pesta ulang tahunmu yang dirayakan oleh teman-temanmu dan kamu....karena ibu tau, jika ibu datang..pasti kau selalu berusaha memendam malu kepada temanmu.... dan ketika ibu ingin menemuimu... sayang...raga ibu sudah tidak dapat bangun lagi.... untuk anakku tercinta Liza... Selamat ulang tahun ya sayang... Ibu sayang kamu....
Salam kasih: ibumu... yang tak dapat membuatmu bahagia..
"Ibu," desahku dalam hati....
Tiba-tiba...
"Tok! tok! tok!'
"Masuk," jawabku. Oh, ternyata dr. Rendra, dokter ibu sewaktu ibu sakit.
"Ibumu sudah membaca diary -mu... Sebenarnya, ia tak bermaksud membuatmu sengsara," katanya.
"Antar aku ke makam Ibu," pintaku. Dokter Rendra pun mengangguk dan segera mengantarku menggunakan mobilnya. Saat di perjalanan, aku meminta Dokter Rendra berhenti di sebuah toko. Aku pun memasukinya dan segera membeli sekotak kue bronis. Dan kembali melanjutkan perjalanan.
Sampai....
Segera kudekati makam ibu....dan kulihat nama yang tertera di papan nisan, "Merliam Anatasya lahir 24 Desember 1974, meninggal 22 Desember 2010", segera kupeluk erat-erat papan nisan itu.
"Ibu, maafkan anakmu yang telah durhaka padamu...dan selalu menyusahkanmu. Aku tau ibu sebenarnya sayang padaku...tapi, hiks....hiks..kenapa aku bisa tidak mengerti? Ibu, hiks...hiks...maafkan aku...aku...juga sayang ibu...aku akui itu ibu...sekali lagi maafkan aku..." tangisku.
Tiba-tiba...
"Wussh..."
"Tidak apa, Sayang. Ibu mengerti, ibu juga sayang kamu....ibu memaafkanmu," kata Ibu.
"Ibu!" seruku seraya bersiap memeluk ibu, dan hup! Bayangan ibu menghilang. Aku pasrah... Aku menangis dalam naungan alam... Aku menyesal...kenapa aku bisa menyia-nyiakan ibu yang telah melahirkanku? Memberiku kasih sayang yang murni, dan kedamaian jika aku ada dalam pelukannya...kini sosok itu telah ada di pangkuan Yang Maha Esa...bersama ayah dalam kebahagian yang abadi...

Cr : BoboOnline

0 komentar:

Posting Komentar